MAKALAH
KONFLIK SOSIAL
NAMA KELOMPOK :
Ø Gigin Wijaya
Ø Reval Mujahid
Ø Fahmi Reza
Ø Gigin Wijaya
Ø Reval Mujahid
Ø Fahmi Reza
SMK IT FAJAR UTAMA
Jl. Raya Puncak Kp
Leuwimalang Rt 03/03 Desa Kopo kec.Cisarua Kab.Bogor
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
atas limpahan rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang ”Konflik Sosial”
Kami
mengucapkan terimakasih karena dalam penyusunan makalah ini kami tidak lepas
dari bimbingan dan dukungan:
1. Guru Mata
Pelajaran IPS yaitu Ibu Nelawati
2. Orangtua dan
teman-teman yang selalu memberikan motivasi, inspirasi dan semangat.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
dan memberikan wawasan khususnya bagi penyusunnya dan umumnya bagi para
pembacanya.
Bogor, 26.Agustus 2015
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………
2
DAFTAR ISI……………………………………………………………….…
3
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang……………………………………………………………... 4
B.
Tujuan……………………………………………………………………… 4
C.
Rumusan Masalah……………………………………………………….…. 4
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Konflik………………………………………………………... 5
B.
Bentuk-bentuk Konflik…………………………………………………..... 6
C.
Situasi-situasi Konflik…………………………………………………....... 7
D. Faktor penyebab timbulnya
konflik social…………………….……............ 8
E. Penyelesaian Konflik…………………………………………………........ 10
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan……………………………………………………………….... 12
B.
Saran………………………………………………………………………. 12
C.
Daftar Pustaka…………………………………………………………….. .12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konflik menjadi fenomena yang paling
sering muncul karena konflik selalu menjadi
bagian hidup manusia
yang bersosial dan
berpolitik serta menjadi
pendorong dalam dinamika dan perubahan sosial-politik (Kornblurn, 2003: 294).
Konflik memiliki dampak
positif dan dampak
negatif, dampak positif dari
konflik sosial adalah
konflik tersebut memfasilitasi tercapainya rekonsiliasi atas
berbagai kepentingan. Kebanyakan
konflik tidak berakhir dengan kemenangan disalah
satu pihak dan
kekalahan dipihak lainnya.
Konflik yang
terjadi di Indonesia,
ada juga yang dapat
diselesaikan dengan baik hingga
berdampak baik bagi kemajuan dan perubahan masyarakat, akan tetapi ada
beberapa konflik justru berdampak
negatif hingga mengakibatkan timbulnya kerusakan,
menciptakan
ketidakstabilan,
ketidakharmonisan, dan
ketidakamanan bahkan sampai mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Dewasa ini konflik
seringkali terjadi di
berbagai elemen masyarakat.
Hal demikian dikarenakan berbagai
latar belakang kebudayaan dan status sosial ekonomi.
B.
Tujuan
Dengan
tersusunnya makalah ini penulis mempunyai tujuan bagi pembacanya yaitu:
1. Agar mengetahui penjelasan mengenai Konflik Sosial.
2. Agar mengetahui bentuk-bentuk mengenai Konflik Sosial.
3. Agar mengetahui Situasi-situasi mengenai Konflik Sosial.
4. Agar mengetahui cara penyelesaian mengenai Konflik Sosial
C.
Rumusan Masalah
a.
Apakah pengertian dari konflik
sosial?
b.
Ada berapa jenis konflik sosial?
c.
Faktor faktor apa saja yang
menyebabkan timbulnya konflik sosial?
d.
Bagaimana cara penanggulangan dan
penanganan konflik sosial
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Konflik Sosial
1. Pengertian Konflik
1. Pengertian Konflik
Koflik berasal dari kata kerja
Latin, configure yang berarti saling
memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses social
antara dua orang atau lebih (bsa juga kelompok) dimana salah satu pihak
berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak
berdaya.
Secara umum konflik social merupakan
suatu keadaan dimana masyarakat terjadi suatu pertikaian karena adanya
persaingan maupun perbedaan yang terjadi dalam masyarakat. Dalam sosiologi
banyak para tokoh menginterprestasikan konflik social berbeda-beda. Adapun
penjelasan konflik social secara sosiologis adalah sebagai berikut:
a) Menurut Berstein (1965)
Konflik merupakan suatu pertentangan
perbedaan yang tidak dapat dicegah. Konflik mempunyai potensi yang memberikan
pengaruh positif dan negative dalam interaksi manusia.
b) Menurut Dr. Robert M.Z Lawang
Konflik adalah perjuangan untuk
memperoleh nilai, status, kekuasaan selain bertujuan memperoleh keuntungan juga
untuk menundukan saingannya.
c) Menurut Drs. Ariyono Suyono
Konflik adalah proses atau keadaan
terdiri dari du pihak yang berusaha saling menggagalkan tercapainya tujuan
masing-masing pihak.
d) Dalam buku Sosiologi karangan James W. Wander Zandein
Konflik diartikan sebagai suatu
pertentangan mengenai nilai atau tuntunan ha katas kekayaan, kekuasaan, status,
atau wilayah tempat pihak yang saling berhadapan dan bertujuan untuk
menetralkan, merugikan atau menjatuhkan lawan mereka.
e) Menurut Soerjono Soekanto
Konflik adalah suatu proses social
dimana orang perorangan atau kelompok manusia berusaha untuk memenuhi tujuannya
dengan jalan menentang pihak lawan dan disertai dengan ancaman dan kekerasan
2. Faktor-Faktor
Penyebab Konflik
a) Perbedaan
Individu
Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap
orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya.
Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata
ini dapat menjadi factor penyebab konflik social, sebab dalam menjalani
hubungan social, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya.
b) Perbedaan Latar Belakang Kebudayaan
Dalam hubungan sosialnya, seseorang akan dipengaruhi oleh
pola-pola pemikiran kelompoknya. Orang debesarkan dalam lingkunagn kebudayaan
yang berbeda-beda. Ada yang diasuh dengan pola latihan kemandirian. Ada pula
yang diasuh dalam lingkunagn keudayaan yang menerapkan pola ketergantungan.
c) Perbedaan Kepentingan
Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang
kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan,
masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentinagn yang berbeda-beda.
d) Perubahan-perubahan Nilai yang Cepat
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi,
tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan
tersebut dapat memicu terjadinya konflik social.
B. BENTUK-BENTUK KONFLIK
Seorang ahli sosiolog, Soerjono Soekanto (1989:90) berusaha
menklasifikasikan bentuk dan jenis-jenis konflik sebagai berikut:
1. Konflik Pribadi
Konflik terjadi dalam diri seseorang
terhadap orang lain. Umumnya konflik pribadi diawali perasaan tidak suka
terhadap orang lain, yang pada akhirnya melahirkan perasaan benci yang
mendalam.
2. Konflik Rasial
Konflik rasial umumnya terjadi di
suatu Negara yang memiliki keragaman suku dan ras.
3. Konflik Antarkelas Sosial
Terjadinya kelas-kelas di masyarakat
karena adanya sesuatu yang dihargai, seperti kekayaan, kehormatan, dan
kekuasaan.
4. Konflik Politik Antargolongan dalam Satu Masyarakat maupun antara Negara-negara yang Berdaulat
Konflik politik terjadi karena
setiap golongan di masyarakat melakukan politik yang berbeda-beda pada saat
menghadapi suatu masalah yang sama.
5. Konflik Bersifat Internasional
Konflik internasional biasanya
terjadi karena perbedaan-perbedaan kepentingan dimana menyangkut kedaulatan
Negara yang saling berkonflik.
C. SITUASI-SITUASI KONFLIK
Konflik yang terjadi di antara
individu dalam menjalankan interaksinya banyak dibahas dalam studi psikologis
social. Dalam kaitannya dengan cara pengelolaan konflik terdapat 3 tipe situasi
konflik.
1. Konflik Interindividu
Penyebab dari konflik ini adalah
benturan secara emosional antara individu dengan individu lain di dalam
masyarakat. Ada dua penyebabnya yaitu kelebihan beban (role over loods) atau
karena ketidaksesuaian seseorang dalam melaksanakan peranan (person role).
2. Konflik Antarindividu
Dalam kehidupan masyarakat benturan
kepentingan antarindividu selalu terjadi.
Jika benturan tersebut tidak
termanajemen dengan baik maka akan timbullah konflik antar individu yang
mengarah ke dalam kekerasan.
3. Konflik Antarkelompok
Masyarakat Indonesia seringa mengalami jenis konflik
demikian. Kasus di Sambas, Papua, dan Ambon merupakan bagian konflik kelompok
yang dikarenakan dengan perbedaan dalam menjalani kehidupan. Konflik
antarkelompok bias dihindari jika setiap kelompok saling memahami keneradaannya
dan juga dapat mempersempit perbedaan.
D. FAKTOR PENYEBAB TIMBULNYA KONFLIK SOSIAL
Banyak orang berpendapat bahwa konflik terjadi karena adanya
perebutan sesuatu yang jumlahnya terbatas. Adapula yang berpendapat bahwa
konflik muncul karena adanya ketimpangan-ketimpangan dalam masyarakat, terutama
antara kelas atas dan kelas bawah. Selain itu juga karena adanya
perbedaan-perbedaan kepentingan, kebutuhan, dan tujuan dari masing masing
anggota masyarakat. Sementara itu, Soerjono Soekanto mengemukakan bahwa
sebab sebab terjadinya konflik antara lain sebagai berikut.
1. Perbedaan Antar perorangan
Perbedaan ini dapat berupa perbedaan perasaan, pendirian, atau pendapat. Hal ini mengingat bahwa manusia adalah individu yang unik atau istimewa, karena tidak pernah ada kesamaan yang baku antara yang satu dengan yang lain.
Perbedaan-perbedaan
inilah yang dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya konflik sosial, sebab
dalam menjalani sebuah pola interaksi sosial, tidak mungkin seseorang akan
selalu sejalan dengan individu yang lain. Misalnya dalam suatu diskusi kelas,
kamu bersama kelompokmu kebetulan sebagai penyaji makalah. Pada satu
kesempatan, ada temanmu yang mencoba untuk mengacaukan jalannya diskusi dengan
menanyakan hal-hal yang sebetulnya tidak perlu dibahas dalam diskusi tersebut.
Kamu yang bertindak selaku moderator melakukan interupsi dan mencoba meluruskan
pertanyaan untuk kembali ke permasalahan pokok.
Namun temanmu (si penanya) tadi menganggap kelompokmu payah dan tidak siap untuk menjawab pertanyaan. Perbedaan pandangan dan pendirian tersebut akan menimbulkan perasaan amarah dan benci yang apabila tidak ada kontrol terhadap emosional kelompok akan terjadi konflik.
Namun temanmu (si penanya) tadi menganggap kelompokmu payah dan tidak siap untuk menjawab pertanyaan. Perbedaan pandangan dan pendirian tersebut akan menimbulkan perasaan amarah dan benci yang apabila tidak ada kontrol terhadap emosional kelompok akan terjadi konflik.
2. Perbedaan Kebudayaan
Perbedaan kebudayaan mempengaruhi pola pemikiran dan tingkah laku perseorangan dalam kelompok kebudayaan yang bersangkutan. Selain perbedaan dalam tataran individual, kebudayaan dalam masing-masing kelompok juga tidak sama. Setiap individu dibesarkan dalam lingkungan kebudayaan yang berbeda-beda. Dalam lingkungan kelompok masyarakat yang samapun tidak menutup kemungkinan akan terjadi perbedaan kebudayaan, karena kebudayaan lingkungan keluarga yang membesarkannya tidak sama.
Yang jelas, dalam tataran kebudayaan ini akan terjadi perbedaan nilai dan norma yang ada dalam lingkungan masyarakat. Ukuran yang dipakai oleh satu kelompok atau masyarakat tidak akan sama dengan yang dipakai oleh kelompok atau masyarakat lain. Apabila tidak terdapat rasa saling pengertian dan menghormati perbedaan tersebut, tidak menutup kemungkinan faktor ini akan menimbulkan terjadinya konflik sosial.
Contohnya seseorang yang dibesarkan pada lingkungan kebudayaan yang bersifat individualis dihadapkan pada pergaulan kelompok yang bersifat sosial. Dia akan mengalami kesulitan apabila suatu saat ia ditunjuk selaku pembuat kebijakan kelompok. Ada kecenderungan dia akan melakukan pemaksaan kehendak sehingga kebijakan yang diambil hanya menguntungkan satu pihak saja. Kebijakan semacam ini akan di tentang oleh kelompok besar dan yang pasti kebijakan tersebut tidak akan diterima sebagai kesepakatan bersama. Padahal dalam kelompok harus mengedepankan kepentingan bersama. Di sinilah letak timbulnya pertentangan yang disebabkan perbedaan kebudayaan.
Contoh
lainnya adalah seseorang yang berasal dari etnis A yang memiliki kebudayaan A,
pindah ke wilayah B dengan kebudayaan B. Jika orang tersebut tetap membawa
kebudayaan asal dengan konservatif, tentu saja ia tidak akan diterima dengan
baik di wilayah barunya. Dengan kata lain meskipun orang tersebut memiliki
pengaruh yang kuat, alangkah lebih baik jika tetap melakukan penyesuaian
terhadap kebudayaan tempat tinggalnya yang baru.
3.Bentrokan
Kepentingan
Bentrokan kepentingan dapat terjadi di bidang ekonomi, politik, dan sebagainya. Hal ini karena setiap individu memiliki kebutuhan dan kepentingan yang berbeda dalam melihat atau mengerjakan sesuatu. Demikian pula halnya dengan suatu kelompok tentu juga akan memiliki kebutuhan dan kepentingan yang tidak sama dengan kelompok lain. Misalnya kebijakan mengirimkan pemenang Putri Indonesia untuk mengikuti kontes ‘Ratu Sejagat’ atau ‘Miss Universe’. Dalam hal ini pemerintah menyetujui pengiriman tersebut, karena dipandang sebagai kepentingan untuk promosi kepariwisataan dan kebudayaan. Di sisi lain kaum agamis menolak pengiriman itu karena dipandang bertentangan dengan norma atau adat ketimuran (bangsa Indonesia). Bangsa Indonesia yang selama ini dianggap sebagai suatu bangsa yang menjunjung tinggi budaya timur yang santun, justru merelakan wakilnya untuk mengikuti kontes yang ternyata di dalamnya ada salah satu persyaratan yang mengharuskan untuk berfoto menggunakan swim suit (pakaian untuk berenang).
Perubahan tersebut dapat menyebabkan terjadinya disorganisasi dan perbedaan pendirian mengenai reorganisasi dari sistem nilai yang baru. Perubahan-perubahan yang terjadi secara cepat dan mendadak akan membuat keguncangan proses-prosessosial di dalam masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan kehidupan masyarakat yang telah ada. Sebenarnya perubahan adalah sesuatu yang wajar terjadi, namun jika terjadinya secara cepat akan menyebabkan gejolak sosial, karena adanya ketidaksiapan dan keterkejutan masyarakat, yang pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya konflik sosial.
Contohnya
kenaikan BBM, termasuk perubahan yang begitu cepat. Masyarakat banyak yang
kurang siap dan kemudian menimbulkan aksi penolakan terhadap perubahan
tersebut.
E.
PENYELESAIAN KONFLIK
Konflik social dalam masyarakat
harus dapat diselesaikan agar keutuhan masyarakat dapat dipertahankan.
Penyelesaian konflik tidak bias dilaksanakan dengan waktu yang singkat.
Penyelesaian harus dilakukan dengan berbagai cara dan dalam tempo yang sama.
Dalam
ilmu sosiologi untuk menyelesaikan suatu konflik dilakukan dengan berbagai
tahap. Tahapan ini harus dilaksanakan secara berurutan dengan tidak boleh
dilewatkan. Hal ini dikarenakan setiap tahapan saling melengkapi tahapan yang
lainnya. Adapun tahapan dalam menyelesaikan konflik adalah sebagai berikut:
1. Tahap Akomodasi
Pada
tahapan ini adalah pelaksaan untuk meyakinkan masyarakat agar tidak melakukan
konflik dengan cara mengurangi pertentangan dan peleburan atau penyatuan
terhadap kelompok yang bertikai melalui suatu lembaga penengah.
2. Tahap Kerjasama
Kerjasama
adalah suatu keadaan dimana adanya suatu kegiatan bersama antara kedua individu
dalam masyarakat, tahap kerjasama dilakukan setelah proses akomodasi berhasil
sehingga masyarakat sudah mulai melakukan pendekatan baik secara mandiri maupun
berkelompok.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Semua lapisan masyarakat di dunia
pernah mengalami konflik. Secara teortis konflik sosial sebenarnya membawa
manfaat yang baik bagi masyarakat hanya saja cara dan jalannya kebanyakan
mengarah ke dampak negative. Sehingga di masyarakat banyak terjadi kerusuhan di
mana-mana. Konflik sosial juga membawa dampak positif walaupun pada
kenyataannya yang terjadi dimasyarakat kebanyakan dampak negative.
B.
Saran
Sebaiknya kita sebagai bangsa dan
negara yang beragama dan juga bernegara hukum, seharusnya kita berusaha
menghindari adanya konflik sosial di antara masyarakat, agar Negara kita
ini bisa menjadi Negara yang penuh dengan kedamaian, kerukunan dan bebas
dari segala jenis konflik dan pertentangan.
DAFTAR PUSTAKA
http://blog.komputerbutut.com/campuran/menyelesaikan-permasalahan-konflik-sosial.php
No comments:
Post a Comment